Hongaria The Marvellous Magyars

Kesebelasan Hongaria 1954 yang terkenal akan kehebatannya ini mempunyai banyak julukan, di antaranya: The Golden Team, The Mighty Magyars, dan The Marvellous Magyars.

Awal kisah mengenai kehebatan tim nasional negara tempat lahirnya penemu Rubik’s Cube ini dimulai pada tahun 1949 di saat Gusztav Sebes ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Hongaria. Terinspirasi dari “Wunderteam” Austria yang sempat mengemuka pada awal tahun 1930-an, Sebes mempunyai keinginan untuk membentuk kerangka tim nasional yang punggawanya berasal dari satu atau dua klub saja. Berawal dari ide tersebut, maka pilihan Sebes jatuh ke klub terbesar Hongaria saat itu yakni Budapest Honved dan MTK Hongaria. Dari klub yang disebut terakhir ini, Sebes mengadopsi formasi 4-2-4 (acapkali berubah menjadi 2-3-5) yang konon menjadi cikal bakal Total Football yang idektik dengan timnas Belanda 1974.




Tulang punggung Hongaria 1954


Komponen utama dalam skema Gusztav Sebes jelas trio Ferenc Puskas, Sandor Kocsis dan Nandor Hidegkuti. Nama terakhir ini adalah sosok yang mengenalkan peran deep-lying center forward ke publik sepak bola. Pada masa itu, pemain bertahan lawan biasanya mengikuti kemana perginya pemain yang mengenakan nomor punggung 9 (nomor yang identik dengan penyerang tengah), dalam hal ini Hidegkuti. Maka ketika Hongaria sedang dalam posisi menyerang, Hidegkuti bergerak menjauhi kotak penalti lawan dan bek lawan pun mengikutinya sehingga terciptalah ruang kosong yang segera dimanfaatkan oleh Puskas maupun Kocsis untuk mencetak gol. Manajer legendaris Leeds United, Don Revie, menyatakan: “Hidegkuti layaknya sedang bermain petak umpet di lapangan saat Hongaria menghempaskan Inggris pada tahun 1953 dan 1954."



Sementara Kocsis merupakan ujung tombak utama The Golden Team ini. Pemain dengan nama lengkap Sandor Kocsis Peter ini total mencetak 75 gol selama 68 pertandingan sejak tahun 1948 hingga 1956. Ia memiliki rata rata 1,1 gol per pertandingan, menempati puncak daftar pemain dengan rata-rata gol tertinggi selama membela tim nasional mengungguli legenda Jerman Gerd Mueller dan rekan senegaranya Puskas, serta menjadikannya pemain dengan rata-rata gol tertinggi selama membela tim nasional sepanjang sejarah.

Sandor Koscis (mengangkat tangan) (Foto: AFP)

Ferenc Puskas (AFP)Nama besar Ferenc Puskas bersama timnas Hongaria layaknya Pele dengan timnas Brasil, keduanya tidak dapat dipisahkan. Saat klubnya Kispest AC diakuisisi oleh Kementrian Pertahanan Hongaria dan berubah namanya menjadi Budapest Honved, seluruh pemain mendapatkan pangkat kemiliteran. Puskas saat itu mendapat pangkat mayor, yang membuat dirinya mendapat julukan “The Galloping Major”. Ia tercatat bermain untuk tim nasional pertama kali pada tahun 1945, dan total mencetak empat hattrick, serta sekali mencetak 4 gol saat melibas Albania pada pertandingan persahabatan. Puskas membobol gawang lawan sebanyak 84 kali dalam 85 capsnya. Nama Puskas juga diabadikan oleh FIFA menjadi sebuah penghargaan atas gol terbaik setiap tahunnya yakni FIFA Puskas Award.




Medali emas Olimpiade 1952 dan Piala Dunia 1954

Awal mula sepak terjang The Golden Team dimulai pada tahun 1952 saat Olimpiade musim panas berlangsung di Finlandia. Tim besutan Gusztav Sebes ini menjadi tim favorit untuk meraih medali emas setelah tidak sekalipun mencicipi kekalahan sejak tahun 1950. Pada partai puncak melawan Yugoslavia, sepasang gol dari Puskas dan  ZoltanCzibor membawa medali emas pertama dari cabang sepak bola untuk rakyat Hungaria.



Pada sebuah pertandingan yang bertajuk “Match of The Century” pada 25 November 1953, publik Wembley menjadi saksi kehebatan para pemain Hongaria. Pada partai ini, Inggris diperkuat oleh bek Tottenham Hotspur yang akhirnya menjadi pelatih yang mempersembahkan gelar juara dunia, Alf Ramsey. Hidegkuti mencetak hattrick dan Hongaria menutup pertandingan dengan kemenangan 6-3 atas tuan rumah. Alih-alih membalas kekalahan pada tahun sebelumnya di Wembley, St George's Cross harus pulang dengan mengantongi 7 gol bersarang di gawang mereka dan hanya sanggup mencetak 1 gol kala bertandang ke Budapest pada pemanasan menjelang Piala Dunia 1954.

Inggris vs Hongaria di Wembley, 1953 (AFP/Zoltan Thaly Jr)


Hongaria sontak menjadi tim favorit untuk menggondol trofi Piala Dunia 1954. Pada pertandingan pertama, Korea Selatan mereka libas dengan skor mencolok 9-0. Sementara di pertandingan kedua melawan Jerman Barat, Hongaria menang telak dengan skor 8-3.



Berhasil lolos ke perempat final, membuat Hongaria harus bertemu dengan favorit juara lainnya, Brasil. Meskipun pada akhirnya Hongaria keluar sebagai pemenang dalam pertandingan ini, namun mereka melewatinya dengan susah payah. Bermain tanpa Puskas, Hungaria menang dengan skor 4-2. Tiga kartu merah dilayangkan sang pengadil kepada pemain dari kedua kesebelasan. Pertandingan pun berlangsung dengan kasar dan brutal, sehingga kemudian partai ini mendapat julukan “Battle of Bern”. Pada pertandingan semi final yang berlangsung sangat menarik dan atraktif, Hongaria akhirnya mengalahkan Uruguay dengan skor 4-2 melalui perpanjangan waktu (skor imbang sama kuat 2-2 terjadi dalam 90 menit).


Miracle of Bern
Tibalah Hongaria di partai puncak Piala Dunia di mana Jerman Barat menunggu mereka setelah sukses menjungkalkan unggulan lainnya, Austria dengan skor 6-1. Partai yang juga merupakan partai ulangan babak grup ini memunculkan Hongaria sebagai favorit untuk meraih titel juara. Bagaimana tidak, selain diperkuat oleh bintang-bintang sepakbola pada saat itu, Hongaria terbukti sukses meredam meriam panser Jerman Barat di babak grup dengan skor mencolok 8-3. The Galloping Major Puskas pun hadir lagi di lapangan setelah absen di babak perempat final dan semi final akibar cedera. Produktifitas lini depan yang dikomandoi Hidegkuti pun terlihat menakutkan: mencetak 25 gol dalam 4 pertandingan sebelum partai final Piala Dunia 1954!

Hongaria 1954 (Foto: AFP)


Unggul dua gol dengan cepat di awal babak pertama menjadikan Hongaria lengah. Tiga gol dari Max Morlock dan Helmut Rahn memupuskan harapan Hongaria untuk meraih titel juara dunia. Partai ini tercatat sebagai salah satu partai paling antiklimaks dalam sejarah. Kekalahan ini adalah satu satunya kekalahan yang diderita oleh The Golden Team dalam 50 pertandingannya sejak tahun 1950 hingga 1956. Belakangan, “Miracle of Bern” yang akhirnya menjadi tajuk dari partai final Piala Dunia 1954 ini juga diabadikan dalam sebuah film layar lebar.




Hingga saat ini The Golden Team Hongaria 1954 masih tercatat sebagai tim dengan nilai tertinggi dalam sistem elo rating, melewati beberapa tim yang didewa-dewakan oleh publik sepak bola sebagai yang terhebat: Brasil 1962, Brasil 1970, Jerman Barat 1974, Belanda 1974, Argentina 1986 bahkan Spanyol 2012. Tiga partai terakhir gelaran Piala Dunia 1954 yang melibatkan Hongaria juga masuk dalam daftar 10 pertandingan terbesar yang dihitung dengan metode elo rating ini. Melihat dari data dan fakta di atas rasanya tidaklah mengherankan apabila ada orang yang menganggap bahwa juara Piala Dunia 1954 di Swiss sesungguhnya adalah Hungaria, bukanlah Jerman Barat.

Komeng
0 Komeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar