8 Kartini Tangguh Indonesia

Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April. Ada sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol persamaan gender, emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan dengan tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang dipercayainya. Perempuan memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam upaya membangun sebuah bangsa, bahkan perempuan dapat mengguncang dan meruntuhkannya. Adapun delapan perempuan tokoh yang dianggap layak menyandang gelar berasal dari latar belakang dan bidang yang berbeda, namun mereka sama-sama mampu memberikan inspirasi melalui tindakan dan perjalanan hidup mereka. Berikut ini adalah delapan tokoh perempuan tangguh tersebut:

Amelia Ahmad Yani (Brave woman)

Penghargaan kategori ini dianugerahkan kepada Amelia Ahmad Yani, Putri pahlawan revolusi, Ahmad Yani. Wanita kelahiran Magelang 22 Desember 1949 ini dianggap layak menerima penghargaan ini karena ia telah terbukti mampu melewati berbagai cobaan dan hadangan yang menimpanya selama perjalanan kehidupan dan karir politiknya. Ia telah mengalami jatuh bangun dalam bergulatanya di dunia politik. Sebagai pemimpin Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), ia bahkan sempat diusir paksa dari partai yang dibesarkannya itu. 

Antie Solaiman (Independent woman)

Untuk kategori Independent Women, panitia sepakat untuk menganugerahkannya kepada Antie Solaiman. Wanita kelahiran Yogyakarta, 9 Desember 1952 ini dikenal karena komitmennya membangun tanah papua. Bisa dikatakan ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk kemajuan rakyat Papua. Dalam dedikasinya, ia menjadi seorang dokter sekaligus guru di puskesmas dan sekolah yang didirikannya untuk masyarakat papua. 

Iffet Veceha Sidharta (Inspiring women)

Gelar Inspiring Women dianugerahka kepada Iffet Veceha Sidharta atau akrab disapa Bunda Iffet. Wanita yang menjadi kunci di balik kesuksesan grup band Slank itu dianggap mampu memposisikan dirinya sebagai ibu dan membimbing personel Slank untuk keluar dari jeratan narkoba. 

Ivana Lie (Legend badminton women)

Kategori ini diberikan kepada legenda bulutangkis Indonesia, Ivana Lie. Wanita yang pernah menjadi Juara Denmark Terbuka 1979, Juara Indonesia Terbuka 1983, Juara Sea Games 1979 dan 1983, Juara Taiwan Open 1982 dan 1984, Runner Up Kejuaraan Dunia 1980, dan kejuaraan lainnya ini memang tidak diragukan lagi prestasinya. Namun meski sudah mengharumkan nama bangsa, ia justru sempat tidak diakui secara hukum sebagai warga negara, ia baru memiliki KTP setelah lima tahun mengharumkan nama bangsa. 

Khofifah Indar Parawansa (Political leader women)

Gelar ini diberikan kepada mantan menteri pemberdayaan perempuan, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah selama ini memang dikenal menaruh perhatian pada isu-isu perempuan, termasuk persoalan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan di indonesia. Wanita kelahiran 19 Mei 1965 di Surabaya ini juga dianggap tegar dan mampu melewati berbagai cobaan dan rintangan dalam proses pencalonan dirinya sebagai Gubernur Jawa Timur dalam Pilgub Jawa Timur 2013. 

Magda Hutagalung (Business Women)

Penghargaan kategori ini diberikan kepada Magda Hutagalung, pebisnis sekaligus pengembang PT Dua Cahaya Anugrah ini merupakan pembangun beberapa hotel yang prestisius di Seminyak, Bali dan berperan dalam proses pengembalian kondisi ekonomi di Bali pasca terjadinya Bom Bali 1 dan 2. 

Mooryati Soedibyo (Lifetime achievment)

Dalam malam penganugerahan ini juga diberikan penghargaan lifetime achievment award yang diberikan kepada Mooryati Soedibyo. Ia adalah seorang pengusaha yang sukses dan berkat ketekunanya berwirausaha di bidang jamu atau obat herbal dari sumber daya hayati nusantara ia berhasil mengangkat citra jamu sampai ke luar negeri. Mooryati juga merupakan Direktur Utama PT Mustika Ratu Tbk. 

Ferdinanda Ibo Yatipay (Fenomenal Legislator Women)

Penghargaan kategori ini jatuh kepada Ferdinanda Ibo Yatipay. Ia adalah anggota DPD yang dikenal vokal membela hak-hak masyarakat Papua. Ia merupakan pelaku sejarah dalam empat masa. Yaitu masa Papua, Papua dan Belanda, Papua dan United Nations Temporary Executive Authority serta Papua dan Indonesia. 

Kedelapan gelar penghargaan tersebut diberikan oleh Pena Tanah Air Citra Media Indonesia pada tokoh perempuan Indonesia yang berdedikasi dalam proses pembangunan bangsa melalui bidang mereka masing-masing. Walaupun even penganugerahan tersebut sudah cukup lama yakni bulan Agustus tahun lalu namun perempuan-perempuan tangguh yang berhasil menginspirasi banyak orang memang selayaknya mendapat penghargaan. Semoga makna Kartini ditahun ini dan juga tahun‐tahun mendatang bukan sekedar memperingati dan mengenang tapi juga muncul Kartini‐Kartini baru yang melegenda seperti Ibu Kartini dan kedelapan tokoh diatas. Sebuah bangsa akan maju juga tergantung pada kualitas perempuannya. Maju terus Kartini-Kartini Indonesia !!!

Komeng
0 Komeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar